Seringkali kami menerima pertanyaan dari para klien tentang candi-candi apa sajakah yang bisa dikunjungi di wilayah Jogjakarta. Memang, selama ini yang sering menjadi wisata-wisata candi ikonik cuma berputar antara Borobodur, Prambanan, Boko, Gebang, dan sekitarnya. Padahal bekas wilayah Mataram Hindu yang sekarang berubah menjadi Mataram Islam masih menyimpan banyak lokasi candi dengan bangunan-bangunan khas dan sangat layak untuk dikunjungi. Oleh karena itulah, kami menyempatkan diri melakukan perjalanan ke beberapa candi yang bisa dijadikan alternatif tujuan wisata keluarga. Hasilnya; berikut adalah 5 Wisata Candi di Jogja yang jarang dikunjungi dan sebaiknya tak boleh Anda lewatkan selama liburan.
Candi Sambisari
Lokasinya terletak di Dusun Purwomartani, Kalasan, Sleman. Candi ini memang ukurannya cukup kecil namun banyak sekali informasi sejarah yang bisa digali dari sisa-sia bangunan yang telah disusun kembali. Sejak ditemukan di pertengahan tahun 60-an, sisa-sisa bangunannya dipugar dan direnovasi kembali selama lebih dari dua dekade. Keunikan dari candi ini ialah ukurannya yang lebih rendah dari permukaan tanah. Bentuknya memang sederhana dan jarang ditemukan relief atau hiasan khusus. Dalam kompleks candi terletak patung Dewi Durga, dan di sekitarnya juga terdapat beberapa sisa bangunan candi yang sudah tak utuh lagi. Lokasi ini sangat direkomendasikan bagi Anda yang berminat dengan wisata candi peninggalan Mataram Kuno.
Candi Kraton Ratu Boko
Candi ini sebenarnya cukup terkenal namun kerap terlewatkan para pengunjung. Letaknya juga tidak jauh dari prambanan, sekitar tiga kilometer ke arah selatan. Arsitektur candi ini tidak terlalu luas dan cukup sederhana terdiri dari gapura, candi pembakaran, dan balai. Kami sarankan untuk mengunjunginya saat sore hari, karena itulah waktu yang tepat untuk menikmati perpaduan langit senja merah dengan bangunan dan bayangan candi ini.
Candi Barong
Sudah mengunjungi Ratu Boko, jangan lupa untuk mampir ke Candi Barong. Candi ini juga salah satu peninggalan dari peradaban Hindu di Jawa. Terdiri dari tiga susunan bangunan dengan relief khasnya, mereka mengapit satu gerbang kecil dengan tangga kecil berundak. Dahulu, candi ini difungsikan sebagai altar pemujaan pada Dewa Wisnu dan istrinya, Dewi Sri (Dewi Laksmi, lambang kesuburan dan kemakmuran pertanian).
Candi Banyunibo
Merupakan salah satu candi peninggalan peradaban Budha di Jawa. Lokasinya juga sangat unik karena terletak di tengah-tengah sawah. Arti dari banyu nibo adalah air jatuh atau menetes. Penyebutan istilah itu untuk menggambarkan posisi candi ini yang seolah-olah seperti tetesan air yang jatuh sendirian di tengah sawah. Meskipun bangunan dan struktur bangunannya sangat sederhana, tapi karakter dan rician pahatan-pahatannya sangat khas dan masih sangat jarang dikunjungi oleh para wisatawan.
Candi Ijo
Satu lagi wisata candi yang masih sangat jarang diketahui sehingga jumlah pengunjungnya pun sedikit. Candi Ijo dulunya merupakan bangunan kuil perpaduan antara peradaban Budha dan Hindu di Jawa. Konon, bangunan ini dibangun pada sekitar abad 9 saat Jawa masih di dalam pengaruh kekuasaan Kerajaan Mataram Kuno. Kalau Anda memperhatikan ornamen-ornamennya, Anda sedikit banyak bisa mempelajari karakter khas dari candi yang merupakan hasil akulturasi dari peradaban Budha dan Hindu.
Nah, itulah lima wisata candi yang masih sangat jarang dikunjungi di wilayah Jogjakarta. Sebenarnya masih ada banyak tujuan wisata candi yang bisa kita telusuri jejak-jejaknya di seluruh wilayah Jogjakarta. Nantinya, kalau sudah benar-benar merencanakan napak tilas perjalanan wisata candi, ada baiknya untuk menyusun daftar candi yang hendak dikunjungi. dan sebagai informasi tambahan untuk anda yang berada di makassar dan membutuhkan sewa mobil, anda bisa mengunjungi website rental motor jogja dan untuk anda yang berada di purwokerto anda bisa mengunjungi website sewa mobil yogyakarta